Diagnosis Dan Pemeriksaan Penyakit Reumatik


07 Juni 2022
Sehari Hari

A. Riwayat Kesehatan Pasien

Untuk menegakkan diagnosis penyakit reumatik, maka pertanyaan seputar riwayat medis lengkap pasien sangat penting untuk diketahui. Riwayat medis dapat diperoleh dengan mengajukan pertanyaan seperti berikut :

  • Apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada satu sendi atau lebih ?
  • Kapan biasanya nyeri itu timbul ?
  • Kapan nyeri yang terakhir terjadi ?
  • Kapan pertama kali pasien merasa terganggu karena rasa nyeri itu ?
  • Tindakan apa yang dilakukan ketika pertama kali merasakan nyeri ?
  • Apakah tindakan fisik tertentu dapat mengurangi atau memperberat rasa nyeri ?
  • Apakah sebelumnya pernah menderita penyakit dengan gejala nyeri atau mengalami kecelakaan yang menimbulkan nyeri sendi ?
  • Apakah ada anggota keluarga yang mengidap penyakit reumatik ?
  • Obat apa saja yang pernah dipakai dan sudah berapa lama ?

B. Hal Lain Apa Yang Perlu Diketahui Atau Dilakukan?

Untuk menegakkan diagnosis penyakit reumatik terkadang dapat menjadi sulit, sebab beberapa gejala dan tandanya bersifat umum, mirip penyakit lain. Selain itu, batasan pasti diagnosis reumatik juga tidak ada, sehingga interprestasinya luas. Pada gout misalnya kadar asam urat yang tinggi bukanlah petanda pasti gout, terkadang asam urat darah rendah atau normal, tetapi terserang gout. Begitu pun dengan faktor rematoid yang positif (FR+), tanpa didukung gejala-gejala lainnya, tidak dapat dikatakan sebagai artritis rematoid. Untuk menegakkan diagnosis sebaiknya dilakukan secara menyeluruh, yang meliputi pertanyaan seputar riwayat medis pasien, pemeriksaan fisik, laboratorium, dan rontgen(x).

1. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien dilakukan dengan memeriksa sendi yang terserang, pemeriksaan meliputi tingkat kehangatan, kemarahan, kelainan bentuk, kaku pada pergerakan, dan keempukan sendi. Pemeriksaan fisik lengkap terkadang diperlukan, seperti pemeriksaan keadaan jantung, paru, saluran cerna, sistem saraf, mata, telinga, atau tenggorokan. Semua itu dilakukan karena beberapa bentuk reumatik dapat menyerang organ tubuh lainnya.

2. Pemeriksaan Laboratorium

Untuk membantu menegakkan diagnosis, biasanya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaam laboratorium unutk mendapatkan data tambahan, di antaranya :

  • Antinuclear Antibody (ANA)
  • Kegunaan tes ini untuk megetahui kadar antibodi dalam darah.
  • Rheumatoid Factor (FR)
  • Terdapatnya faktor rematoid (FR +) dalam darah, ditemukan pada sebagian besar penderita artritis rematoid dapat ditemukan juga pada penyakit lain, bahkan adakalanya pada orang sehat. Jadi FR+ pun bukan faktor pasti penentu diagnosis reumatik, namun tetap perlu dilakukan.
  • Foto Rontgen (X) Dan Pencitraan Lain
  • Tes ini untuk melihat kondisi dalam sendi. Sinar X dapat memperlihatkan gambaran tulang, tetapi tidak dapat menunjukkan tulang rawan, otot, dan ligament. Untuk dapat melihat keadaan seluruh sendi, digunakan Computered Tomography (CT Scan), Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan arthrography

Junaidi, I. (2020). Mencegah & Mengatasi Berbagai Penyakit Sendi - Asam urat, Rematik, dan Penyakit Sendi Lainnya (1st ed., pp. 12-13). Yogyakarta: Rapha Publishing.