Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submucosa lambung. Gastritis yang berlangsung dalam waktu lama akan didapatkan perubahan inflamasi mukosa yang berpengaruh pada terjadinya atrofi mukosa dan metaplasia epithelia sehingga akan menjadi gastritis kronis (Hirlan, 2009).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah saty penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah saki di Indonesia dengan jumlah 30.154 kaus (4,9%) (Depkes, 2012)
Gejala umum yang terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada perut, perut kembung, mual, dan sakit kepala yang mengganggu aktivitas sehari-hari, muntah, perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk saat makan, hilang selera makan, bersendawa (Raifudin, 2010)
Gastritis sangat mengganggu aktifitas sehari-hari, sehingga dapat mengakibatkan kualitas hidup menurun, dan kurang produktif. Apabila tidak ditangani dengan baik akan berakibat fatal bahkan sampai tahap kematian. Gastritis akan mengakibatkan sekresi lambung semakin meningkat dan berakibat lambung luka-luka (ulkus) juga dapat menimbulkan perdarahan saluran cerna bagian atas (SCTA) berupa hematemesis (muntah darah), melena, perforasi dan anemia karena gangguan absorbs vitamin B12 (anemia pernisiosa) bahkan dapat menimbulkan kanker lambung (Suratum, 2010)
Gastritis dapat disebabkan terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang bersifat meningkatkan asam lambung, seperti makanan pedas dan asam, juga cara memasak makanan yang tidak matang sempurna dapat menjadi penyebab utama peningkatan asam lambung, karena lambung sukar mencerna makanan sehingga kerja lambung lebih tinggi dan mengakibatkan peningkatan asam lambung (Iskandar, 2009)
Biasanya waktu makan yang tidak teratur, gizi atau kualitas makanan yang kurang baik, jumlah makanan terlalu banyak atau bahkan terlalu sedikit, jenis makanan yang kurang cocok atau sulit dicerna, dan kurang istirahat (Ardian, 2013)
Stress yang berkepanjang menjadi pemicu munculnya gastritis karena dapat menyebabkan aliran darah ke mukosa dinding lambung berkurang sehingga terjadi peningkatan permeabilitas dinding lambung. Hal ini dapat enyebabkan dampak negative pada keadaan psikologis seseorang. Konsumsi obat-obatan anti inflamasi nonsteroid dapat memicu kenaikan produksi asam lambung karena terjadi difusi balik ion hydrogen ke epitel lambung. Sehingga mengakibatkan dinding mukosa lambung mengalami iritasi dan derajat keasaman pada lambung meningkat (Ardian, 2013)
PUSTAKA
Hirlan, 2009. Gastritis dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
Depkes RI, 2012. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Raifudin, 2010. Gejala Umum yang Terjadi pada Penderita Gastritis. Jakarta. EGC.
Suratum, L. 2010. Asupan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gatrointestinal. Penerbit: Trans Info Media: Jakarta.
Iskandar, Y. 2009. Saluran Cerna. Jakarta: Gramedia.
Ardian, 2013. Penyakit Hati, Lambung, Usus dan Ambeien, Nuha Medika: Yogyakarta.