Penyakit asam urat atau gout sudah lama dikenal sebagai salah satu bentuk radang sendi yang sangat menyakitkan. Banyak mitos berkembang di masyarakat tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi penderita asam urat. Salah satu yang paling sering diperdebatkan adalah konsumsi kacang-kacangan. Sebagian besar orang percaya bahwa semua jenis kacang dapat memicu kambuhnya asam urat, sehingga disarankan untuk dihindari. Namun, apakah anggapan ini benar secara ilmiah?
Dalam artikel ini, kita akan membongkar mitos seputar asam urat dan konsumsi kacang-kacangan, sekaligus menelusuri fakta-fakta berdasarkan bukti medis yang sahih.
Apa Itu Asam Urat?
Asam urat adalah senyawa hasil akhir dari metabolisme purin dalam tubuh. Purin sendiri merupakan zat alami yang terdapat dalam sel tubuh manusia maupun dalam makanan, terutama yang berasal dari hewan seperti daging merah, jeroan, dan makanan laut.
Saat tubuh mencerna purin, asam urat terbentuk dan akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urin. Namun, bila kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi (hiperurisemia), maka kristal-kristal asam urat bisa menumpuk di persendian dan menyebabkan peradangan hebat yang dikenal dengan serangan gout.
Mitos: Kacang-Kacangan Harus Dihindari oleh Penderita Asam Urat
Banyak penderita asam urat menghindari semua jenis kacang-kacangan karena dianggap tinggi purin. Kacang tanah, kedelai, kacang merah, kacang hijau, bahkan produk turunannya seperti tempe dan tahu, sering kali masuk daftar “pantangan” oleh sebagian kalangan.
Padahal, klasifikasi ini tidak sepenuhnya tepat. Meskipun beberapa kacang mengandung purin, kadar purinnya jauh lebih rendah dibanding makanan hewani. Selain itu, kacang juga mengandung berbagai nutrisi penting seperti protein nabati, serat, lemak sehat, dan antioksidan yang baik bagi tubuh.
Fakta: Tidak Semua Makanan Berpurin Tinggi Picu Asam Urat
Penting untuk diketahui bahwa sumber purin berperan penting dalam kaitannya dengan risiko asam urat. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh The New England Journal of Medicine (2004), konsumsi purin dari sumber hewani, seperti daging merah dan makanan laut, berkorelasi tinggi dengan peningkatan risiko serangan gout.
Sebaliknya, konsumsi purin dari tumbuhan, termasuk kacang-kacangan dan sayuran tinggi purin seperti bayam atau kembang kol, tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan peningkatan risiko tersebut.
"Purine-rich vegetables were not associated with an increased risk of gout, whereas high intake of meat and seafood increased the risk."
(Choi HK, Atkinson K, Karlson EW, Willett W, Curhan G. Purine-rich foods, dairy and protein intake, and the risk of gout in men. NEJM. 2004.)
Ini menunjukkan bahwa jenis dan sumber purin yang dikonsumsi lebih penting daripada jumlah purinnya saja.
Jenis Kacang dan Kandungan Purinnya
Berikut ini daftar beberapa jenis kacang dan kandungan purinnya (dalam mg per 100 gram):
| Jenis Kacang | Kandungan Purin (mg/100g) | Kategori |
| Kacang tanah | 79 | Rendah-Sedang |
| Kedelai (mentah) | 137 | Sedang |
| Tahu | ±68 | Rendah |
| Tempe | ±70–80 | Rendah-Sedang |
| Kacang hijau | 35 | Rendah |
Kategori:
- Rendah: < 100 mg/100 g
- Sedang: 100–200 mg/100 g
- Tinggi: > 200 mg/100 g
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa kebanyakan kacang-kacangan masih tergolong aman bila dikonsumsi dalam jumlah wajar, karena kadar purinnya tergolong rendah hingga sedang.
Manfaat Kacang-Kacangan untuk Penderita Asam Urat
Meski mengandung purin, kacang-kacangan juga memiliki manfaat yang bisa membantu mengelola penyakit asam urat secara keseluruhan:
- Mengandung Lemak Sehat
Kacang kaya akan asam lemak tak jenuh tunggal dan ganda yang membantu mengurangi peradangan dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, yang sering menyertai penderita asam urat.
- Tinggi Serat
Serat membantu mengontrol kadar gula darah dan berat badan, dua faktor risiko penting dalam manajemen gout.
- Sumber Protein Nabati
Mengganti protein hewani dengan protein nabati dari kacang-kacangan bisa membantu menurunkan asupan purin secara keseluruhan.
Rekomendasi Konsumsi Aman
Meski tidak termasuk pantangan, konsumsi kacang-kacangan tetap perlu dibatasi jumlahnya. Berikut beberapa tips:
- Konsumsi dalam porsi kecil hingga sedang (30–50 gram per hari).
- Hindari mengonsumsi kacang dalam bentuk gorengan atau yang ditambah garam berlebih.
- Perhatikan respon tubuh. Jika merasa nyeri sendi muncul setelah konsumsi kacang tertentu, konsultasikan ke dokter atau ahli gizi.
- Pilih sumber protein nabati seperti tahu, tempe, atau lentil sebagai alternatif dari daging merah.
Makanan yang Benar-Benar Perlu Dibatasi oleh Penderita Asam Urat
Dibandingkan kacang-kacangan, beberapa makanan yang memiliki kadar purin tinggi dan terbukti memicu serangan asam urat meliputi:
- Jeroan (hati, ginjal, otak, usus)
- Daging merah (sapi, kambing)
- Makanan laut (udang, kepiting, kerang, ikan sarden)
- Minuman beralkohol, terutama bir
- Minuman manis tinggi fruktosa (soda, sirup jagung)
Kesimpulan: Kacang Bukan Musuh, Tapi Teman yang Bijak
Mitos bahwa semua jenis kacang menyebabkan asam urat adalah tidak sepenuhnya benar. Meskipun beberapa kacang mengandung purin, kadar dan jenisnya berbeda dengan purin dari sumber hewani. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa konsumsi kacang dan sayuran tinggi purin dari tumbuhan tidak meningkatkan risiko gout secara signifikan.
Penderita asam urat justru bisa mendapatkan manfaat dari kacang-kacangan selama dikonsumsi dengan bijak. Kunci utamanya adalah memahami tubuh sendiri, membatasi konsumsi makanan berpurin tinggi dari sumber hewani, dan menjaga pola makan sehat secara keseluruhan.
Sumber Pustaka
- Choi, H. K., Atkinson, K., Karlson, E. W., Willett, W., & Curhan, G. (2004). Purine-rich foods, dairy and protein intake, and the risk of gout in men. The New England Journal of Medicine, 350(11), 1093–1103. https://doi.org/10.1056/NEJMoa035700
- Mayo Clinic. (2021). Gout. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gout/symptoms-causes/syc-20372897
- Harvard Health Publishing. (2020). Gout and diet: Avoid foods that trigger gout. https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/gout-and-diet
- U.S. Department of Agriculture (USDA) FoodData Central. (2023). https://fdc.nal.usda.gov
- Rujukan dari P2PTM Kementerian Kesehatan RI – “Kenali Penyakit Asam Urat”. https://p2ptm.kemkes.go.id